Pintu Doraemon  

Kemarin sore, di dalam percakapan di dunia celoteh, antara sy dan seorang teman, tiba-tiba kata itu muncul …pintu waktu Doraemon

Teman sy, seorang programmer dengan selera humor yang tinggi dan baik itu berkata;
”kalo ada lorong waktu kayak pintunya doraemon gw pengen kembali ke masa-masa ada tetangga gw, tetangga yg bisa buat gw tersenyum”

Sy coba menerawang jauh, terdiam sejenak, mencoba mengumpulkan serpihan ingatan. Beberapa minggu yg lalu, sy sempat berkunjung ke kota di mana ia tinggal. Kami bertemu dan bertukar tutur hingga dini hari.

Di sela-sela percakapan, beberapa kali sy dengar teman sy ini bercerita tentang tetangganya yg pindah ke pesantren di Jawa, saat duduk dikelas dua SMA. Bukan obrolan yang membosankan, karena ia punya segudang gaya cerita yang bisa membuat sy tertawa abiiizzz. Sungguh sangat menyenangkan….

Cerita tentang tetangganya, sijudes yang disapa ‘smilling assasin’ itu kembali hadir dari teman sy, si programmer yang cerdas, saat kita berceloteh tentang pintu Doraemon…..

Hmmm….pintu Doraemon..

Apa yang akan sy lakukan kalo’ Doraemon tiba-tiba datang dan meminjamkan alat itu ?

Kalau sy, sy hanya ingin pintu ini mengantarkan sy ke satu masa. Saat-saat terbaik yang pernah datang dalam hidup. Kota kecil; perpustakaan; canda riang dengan mereka; saat sore ketika sy berlari membawa kompor hasil belanjaan, demi menghindari teman dosen yg kebetulan nongkrong depan kampus; saat hujan deras dimana sy duduk dalam sebuah ruang bersama sahabat-sahabat sy sambil celoteh tentang ‘ukiran’ orang Bali; saat sy bersama orang-orang yg sy sayangi; saat terjaga dari tidur pagi dengan rasa kangen yang utuh; saat dia ada sebelum pergi tuk selama-lamanya; saat KKN; saat sy bermimpi tidak punya utang dan berkhayal jadi kenyataan… apapun itu.

Jadi, saat pintu itu ada, yang akan sy lakukan adalah, mengucapkan password dan delapan angka yang membentuk tanggal-bulan-tahun, ke satu masa, saat-saat terbaik dalam hidup sy, saat-saat menjalani hari dengan ceria dan ringan, sangat ringan…..

Sampai tadi malam bayangan pintu Doraemon itu masih mendominasi pikiran sy. Tapi pagi ini, sy rasa sy tak lagi membutuhkan pintu doraemon. Back to Back? apa enaknya. Bukankah kenikmatan itu ada ketika kita menemukan begitu banyak kejutan yang diberikan oleh hidup, setiap harinya. Memang tidak semua kejutan meninggalkan bekas yang manis, beberapa bahkan datang dengan torehan getir dan episode kelabu. Tapi, bukankah di situ letak seninya hidup? Kejutan, perubahan, tumbuh, dari hari ke hari.

Jadi, bukan, bukan pintu Doraemon yang sekarang sy butuhkan, tapi semangkuk soup kacang merah dari Ibu, mumpung imsak belum tiba. Yup. Setelah itu, sy akan berbisik pelan, untuk diri sy sendiri, “nggak sah dipikirin, semua akan baik lagi…..stop ! jangan mengkhayal lg”

So…Apa yang akan kalian lakukan kalo’ Doraemon tiba-tiba datang dan meminjamkan alat itu ?




5 comments: to “ Pintu Doraemon

Subscribe in Bloglines Subscribe in NewsGator Online Add Celoteh Dany... to Newsburst from CNET News.com Subscribe in Rojo Add to Google